Tanggal 24 Maret 2007 bertempat di SMKN 7 Samarinda telah diselenggarakan sebagian rangkaian acara kegiatan KPLI Samarinda yang bertujuan untuk mensosialisasikan & memasyarakatkan penggunaan dan peneraan Sistem Operasi GNU/Linux pada generasi muda khususnya pelajar.
Mengapa kami bersama teman-teman dari KPLI Samarinda membidik pelajar sebagai target utama dalam kampanye sistem operasi GNU/Linux ? Ini sebenarnya adalah masalah klasik yang masih ada dan terus berjalan sampai saat ini. Mungkin Pemerintah tidak pernah berfikir untuk memberikan pelajaran berarti tentang bagaimana menghargai suatu hasil karya orang lain. Mengenalkan Sistem Operasi Propietary beserta aplikasi-aplikasinya di Lingkungan sekolah kepada generasi muda sedini mungkin dan membuat mereka menjadi seolah-olah ketergantungan akan produk-produk yang hanya mereka kenal di sekolah (baca : produk-produk propietary). Kebijakan Pemerintah memasukaan pelajaran TIK pada kurikulum pendidikan adalah langkah yang cerdas guna menciptakan generasi muda yang mapan teknologi tetapi bukan berarti dengan mengorbankan mereka sebagai pengguna yang hanya tahu software-software propietary. Mengapa saya dapat berkata demikian ? Coba kita tenggok buku-buku pelajaran adik-adik kita di tingkat SMP maupun SMA ! Apa yang kita dapatkan disana ? Kita hanya melihat pelajaran tentang penggunaan suatu produk dari satu vendor tertentu. Lantas apa yang dapat kita pahami dari keadaan seperti ini ? Ada satu pertanyaan yang timbul mengapa hanya satu produk dari vendor tertentu yang diajarkan ? Apa maksut dari ini semua ? Apakan ada yang menjamin bahwa generasi muda yang akan datang mampu membeli software-software yang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih tergolong jauh dari terjangkau (baca : mahal) ? Ya, kita berdoa saja semoga generasi yang akan datang bisa lebih baik dari kita-kita ini. Trus apakah generasi yang akan datang hanya akan berperan sebagai pengguna ? Apakah akan terus dibodohi oleh kemudahan dan kenyamanan yang harus ditebus dengan harga yang sangat mahal ?
Seandainya pemerintah memberi pengawasan & kebijakan akan penerapan dan penggunaan software-software berbasis Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan pendidikan. Ini akan lebih membuat pemerintah terlihat lebih baik dengan tidak memihak satu vendor tertentu. FOSS ? Siapa yang akan diuntungkan jika kita menggunakan software berbasis FOSS ? Tentu diri kita sendiri dan komunitas yang ada dibelakangnya yang akan memberikan feedback bagi kemajuan gerakan open source di seluruh dunia. Mengapan harus FOSS ? Dengan FOSS kita tidak hanya dapat mengunakan tetapi kita juga dapat mempelajari proses yang ada dalam program-program yang kita gunakan. Kita dapat memodifikasi program-program tersebut sesuai kebutuhan kita karena pada dasarnya seseorang / vendor menciptakan program untuk dapat digunakan oleh banyak orang. Atau mungkin dapat menciptakan program yang sama untuk kebutuhan sendiri, karena produk-produk FOSS sebagian besar memang dilepas dengan lisence GPL (General Public Lisence). Selain itu FOSS juga dapat menghemat devisa negara dengan menekan pembelian lisence software-software propietary. Disisi masyarakat akan menjadi pelajaran berharga tentang pembajakan perangkat lunak. Mengapa harus membajak jika kita sudah terbiasa dengan produk-produk FOSS ?
Itulah cita-cita teman-teman KPLI Samarinda yang peduli akan generasi muda, generasi pengganti kita. Teman-teman KPLI Samarinda ingin memutus budaya yang membuat kita terpuruk dimata dunia sebagai negara dengan tingkat pembajakan 10 besar di dunia. Semoga sukses teman-teman KPLI Samarinda.
Do More with Linux and Open Source