Dalam rangka memeriahkan HUT Kalimantan Timur yang ke-54 pada tanggal 9 Januari 2011 mendatang, Pemerintah Provinsi Kaltim sejak tahun kemaren mengadakan lomba pemeringkatan E-Goverment Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Timur.
Tahun 2010, telah ditetapkan bahwa Kota Balikpapan sebagai peringkat pertama, Kota Tarakan sebagai peringkat kedua dan Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai peringkat ketiga. Pemeringkatan ini dinilai oleh juri Independen.
Dari seluruh Kabupaten dan Kota yang dinilai, saya cukup menaruh perhatian terhadap kota dimana saya lahir dan dibesarkan, yaitu Ibu Kota Kalimantan Timur sendiri, Kota Samarinda. Saya tidak ingin mengkritik kota ini, namun saya hanya menyayangkan Kota Samarinda sebagai salah satu kota terbesar di Kalimantan Timur tidak dapat memperlihatkan pencitraan yang lebih baik diantara beberapa kota besar lainnya di Kalimantan Timur.
Mengapa Samarinda tidak dapat memperlihatkan prestasinya dalam pelaksanaan E-Goverment? sebagai wijud reformasi biroktrasi yang efektif dan efisien? Mengapa Samarinda tidak dapat benar-benar mewujudkan tata kota yang katanya Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman (TEPIAN)? Mungkin jawaban yang paling tapat saat ini adalah “BELUM”. Semoga saja memang “BELUM”.
Mungkin sedikit catatan dari sudut pandang saya pribadi sebagai salah satu warga Samarinda, yang selalu bangga menjadi warga Kota Samarinda, yaitu :
Pemerintah Kota Samarinda sebaiknya dapat menyediakan informasi yang cukup lengkap tentang berbagai hal yang bermanfaat pada website resmi Kota Samarinda. Hal ini akan mempermudah orang lain yang akan berkunjung ke Kota Samarinda mendapatkan informasi yang layak mengenai kota yang akan di kunjunginya. Selain itu mempermudah juga para investor luar mendapatkan informasi tentang potensi yang dimiliki Kota Samarinda.
Pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan ketersediaan infrastruktur jalan juga membuat kepadatan dan kemacetan seringkali terjadi dibeberapa jalan kota pada waktu-waktu tertentu (peak time). Kemudahan orang untuk mendapatkan kendaraan bermotor yang mudah dan murah juga menjadi faktor penunjang semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Samarinda. Hal ini sebaiknya dapat diantisipasi dengan perluasan akses jalan dan juga perbaikan jalan-jalan yang sudah rusak.
Penghijauan pun sebaiknya menjadi salah satu prioritas utama, mengingat apa yang saya sebutkan diatas, peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang setiap tahun semakin meningkat membuat penurunan kualitas udara kota. Hal ini tentu tidak kita harapkan, namun pada kenyataannya dampak pemanasan dan perubahan iklim kota secara mikro sudah dapat kita rasakan. Untuk itu penghijauan sudah seharusnya menjadi hal terpenting. Selain dapat mengurangi pulusi udara akibat gas karbon, penghijauan juga dapat menjadi langkah stategis dalam meminimalisir banjir di kawasan perkotaan, karena proses penyerapan air dapat terjaga dengan baik.
Masih banyak pekerjaan rumah bagi Pemerintah Daerah maupun warga kota Samarinda sendiri yang perlu dibenahi agar benar-benar dapat menciptakan dan mewujudkan Kota Samarinda yang Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman (TEPIAN).