Ini merupakan kali kedua saya sekeluarga berpergian ke Banjarmasin – Kalimantan Selatan. Pertama kali kami ke Banjarmasin ketika saya kenaikan kelas III SMU sekitar tahun 2003 yang lalu, kala itu niatnya juga hampir sama seperti kunjungan kami ke Banjarmasin yang ke-2 yaitu untuk menunaikan Nazar Bapak. Sebenarnya Banjarmasin adalah tujuan akhir kami di Kalimantan Selatan sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung halaman Ibu di Tulungagung – Jawa Timur. Di Kalimantan Selatan tujuan utama kami yang pertama adalah ke kota Martapura, lebih tepatnya ke Kalampayan untuk menjiarahi makam ulama besar bernama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dan ulama KH. Zainal Ilmi.
Seperti kunjungan kami sekeluarga yang pertama, dengan melewati jalan darat dari kota samarinda – Kalimantan Timur hingga ke Banjarmasin – Kalimantan Selatan waktu tempuh selama perjalanan kurang lebih 12 jam. Jika pertama kali kami ke Kalimantan Selatan naik Bus Trans Kaltim – Kalsel, kali ini kami membawa kendaraan sendiri dengan berikut sopirnya. Maklum untuk jalan jauh dan medan yang blom pernah di kenal Bapak gak mau nyetir sendiri. 😀
Di Banjarmasin kami cuman menghabiskan waktu 1 hari 1 malam dengan mengunjungi tempat-tempat rekreasi seperti pasar terapung, pulau kembang, makam raja banjar Sultan Suriansyah, jembatan Barito dan kepusat-pusat perbelanjaan di kota Banjarmasin ;)) (biasa Ibu ngeborong nech…)
Selepas dari kota Banjarmasin dan sejalur untuk kembali ke kota Samarinda, kami sekeluarga mampir ke kota Martapura. Kota Martapura terkenal dengan julukan Kota Intan. Benar saja karena di kota ini berbagai macam batu yang indah nan menarik dari berbagai batu dapat ditemukan. Di Martapura kami menghabiskan waktu 1 hari 1 malam untuk menikmati kota yang indah ini. Dalam waktu yang sama kami juga pastinya menyempatkan diri bersama seluruh keluarga untuk berjiarah ke Kalampayan (seperti kunjungan kami sekeluarga yang pertama).
Dalam perjalanan sekitar jam 23.00 WITA, yang tidak di sangka-sangka dan diduga-duga ternyata Bering/Lahar roda kanan depan mobil kami pecah/terbakar. Alhasil kami tidak dapat melanjutkan perjalanan pulang. untunglah kami saat itu berada dalam perkampungan dan tepat saja berhenti di depan bengkel mobil & Truk. Tapi sayangnya keadaan tidak lebih baik. Karena saat itu orang bengkelnya sedang ke luar kota dan yang lainnya sedang tidak ada di tempat. Jadinya kami mau gak mau harus menunggu hingga pagi hari untuk membeli spare part ke Tanjung (perjalanan bolak balik tanjung ke tempat kami kurang lebih 2 jam dengan angkot). Cape dech… 🙁
Setelah menginap di mobil 1 malam dan memperbaiki mobil yang makan waktu kurang lebih setengah hari (termasuk bolak-balik tanjung buat beli spare part) akhirnya jam 12 siang kami sudah bisa melanjutkan perjalanan kembali pulang ke Samarinda.
Hasilnya kami sampai ke Samarinda hari senin jam 21.30 WITA. Fueh… memang perjalanan yang cukup mengesankan… ;))