Tulisan ini dibuat sebagai sebuah dokumentasi saya untuk mengatasi keterbatasan ruang space harddisk untuk kebutuhan web dan email server.
Sebenarnya Apa sih LVM itu ? LVM adalah singkatan dari Logical Volume Manager. Dengan LVM ini pengaturan space dan partisi dalam harddisk menjadi lebih dari sekedar pengertian tradisional device dan partisi yang biasa kita ketahui selama ini.
Secara tradisional, kita mengenal harddisk dari device namenya yaitu /dev/hda, /dev/hdb, dstnya utk harddisk IDE dan /dev/sda, /dev/sdb dstnya untuk SCSI, dan partisi2nya seperti /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/sda1, /dev/sda2 dstnya.
Trus mungkin dibenah Anda akan bertanya apa ada yang salah dengan pengaturan partisi seperti yang selama ini saya lakukan ? Tidak ada yang salah tentang bagaimana bentuk dan stuktur partisi apa yang telah Anda alokasikan untuk Linux Anda. Tentu beberapa waktu yang lalu ketika kita baru pertama kali belajar mengistall Linux, kita pasti bertanya-tanya bagaimana schema partisi yang sebaiknya kita pakai di Linux ? Jawaban yang paling sering diungkapkan adalah sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Benar !!!
Mengapa begitu ?
Sebab kalau kita sampai salah mempartisi, dan kemudian ternyata partisi tersebut habis spacenya, maka akan cukup sulit dan memakan waktu untuk membetulkannya.
Namun, tidak demikian jika kita menggunakan LVM. Dengan LVM, harddisk dibagi-bagi menjadi beberapa level Volume, yaitu Physical Volume, Volume Group, dan Logical Volume. Wah, apa’an lagi tuch ? Tenang gak serumit yang dibayangkan kok 😀
Physical Volume (PV) adalah seperti arti harafiahnya yaitu partisi yang seperti kita kenal yaitu seperti /dev/hda1, /dev/hda2.
Volume Group (VG) adalah satu atau gabungan dari beberapa buah Physical Volume.
Logical Volume (LV) adalah volume2 yang kita buat di dalam Volume Group. LV ini nantinya bisa kita mount sesuai kebutuhan OS kita.
Oke sekarang bagaimana mengimplementasikan LVM dalam partisi GNU/Linux kita.
Disini saya mengalokasikan space harddisk untuk kebutuhan OS Slackware dengan menyesuikan kebutuhan untuk partisi /home , /opt , /usr , /var , dan /tmp agar di manage oleh LVM dan partisi sisanya dibiarkan Fix Size partisi.
Mengapa saya mengalokasikan ke-4 partisi tersebut untuk dimanage oleh LVM, karena dalam kasus ini saya akan membangun web + email server dan untuk itu diperlukan space yang besar untuk /home (sebagai tempat semua mailbox user) dan /var/www (sebagai tempat meletakkan semua website user). Untuk /usr (sebagai tempat untuk semua package dalam OS) dan sisanya menyesuikan…
Berikut ini contoh schema partisi yang saya gunakan, saya menggunakan harddisk IDE (hanya sebagai contoh) 😛
/dev/hda1 — /boot — 100M
/dev/hda2 — swap — 1024M
/dev/hda3 — / — 4096M
/dev/hda4 — akan dimanage oleh LVM2
Oke Selanjutnya gunakan fdisk untuk membuat skema partisi yang disebutkan di atas sebagai contoh. Skema di atas hanyalah contoh (untuk pc saya), sesuaikan dengan kebutuhan anda sendiri jika ingin mencobanya.
Catatan : Tidak dianjurkan untuk menempatkan direktori-direktori berikut ini di partisi LVM2: /etc, /lib, /mnt, /proc, /sbin, /dev, dan /root. Dengan begini, anda masih dapat masuk ke sistem anda (tidak lengkap, tetapi masih bisa digunakan, sebagai root) jika ada masalah.
Dengan anggapan partisi /boot, swap dan root (/) tidak menggunakan semua disk fisik, buatlah partisi keempat pada disk lalu set tipenya ke 8e (Linux LVM). Jika anda memiliki drive fisik lainnya yang ingin anda gunakan dengan LVM, buatlah satu partisi pada setiap disk lalu set ke tipe yang sama (8e).
Catatan : Karena besarnya ukuran disk yang ada, anda mungkin lebih baik memilah-milah harddisk anda menjadi partisi-partisi yang lebih kecil daripada membuat satu partisi besar yang akan ditambahkan ke grup volum LVM2 dalam satu blok. Lagi pula LVM2 akan mempermudah anda memperluas partisi anda. Dengan begini, anda bisa memiliki partisi belum terpakai yang mungkin akan anda butuhkan di luar grup LVM2. Pendeknya, jangan gunakan ruang disk anda sampai anda yakin anda membutuhkannya.
Sekaranglah saatnya kita akan membuat LVM di partisi /dev/hda4
Sebelum melakukan scan dan aktivasi LVM, anda mungkin perlu mengedit /etc/lvm/lvm.conf untuk mengecualikan beberapa perangkat. Secara default, LVM2 akan meng-scan semua perangkat, bahkan CDROM, yang akan menghasilkan error. Pada contoh berikut ini, baris yang mengizinkan semua perangkat untuk di-scan digantikan dengan baris yang menolak semua perangkat, kecuali dua disk IDE.
(Untuk mencegah proses scan pada semua perangkat, kecuali dua disk)
# nano /etc/lvm/lvm.conf
(Carilah baris berikut)
filter = [ “a/.*/” ]
(Gantikan dengan baris berikut ini untuk meng-scan /dev/hda dan menolak yang lainnya)
filter = [ “a|/dev/hda|”, “r/.*/” ]
(Simpan file lalu keluar dari nano)
# vgscan
Reading all physical volumes. This may take a while…
No volume groups found
(Agar semua grup volum yang telah diatur tersedia)
# vgchange -a y
Siapkan semua partisi dan disini kita akan membuat Physical Volume dari /dev/hda4 terlebih dahulu kemudian kita akan membentuk Volume Group dari Physical Volume yang kita buat tadi. Dan terakhir kita akam membuat Logical Volume untuk masing-masing mount point pada OS GNU/Linux kita.
# pvcreate /dev/hda4
Siapkan grup volum. Sebuah grup volum adalah hasil dari kombinasi beberapa unit fisik menjadi sebuah partisi logikal. Disini kita akan menciptakan volume group dengan nama xborneo.
# vgcreate xborneo /dev/hda4
Buatlah volume-volume logikal. Volum logikal sama dengan partisi yang biasa anda buat menggunakan fdisk di luar lingkungan LVM2. Pada contoh ini, kita akan membuat partisi-partisi berikut:
/home — 10G
/opt — 5 G
/usr — 5 G
/var — 10G
/tmp — 2 G
Karena kita akan menggunakan LVM2, kita tidak perlu mengkhawatirkan ukuran partisi karena kita dapat dengan mudah merubahnya sesuai dengan kebutuhan kita.
Catatan: Memperbesar ukuran partisi lebih mudah daripada memperkecilnya. Untuk itu anda mungkin lebih baik memulai dengan partisi-partisi berukuran kecil kemudian memperbesarnya sesuai kebutuhan.
Membuat Logical Volume :
# lvcreate -L10G -nhome xborneo
# lvcreate -L5G -nopt xborneo
# lvcreate -L5G -nusr xborneo
# lvcreate -L10G -nvar xborneo
# lvcreate -L2G -ntmp xborneo
untuk mengakitfkannya
# vgchange -a y xborneo
# vgscan –mknodes
Sekarang silahkan lakukan installasi slackware 12 seperti biasa dengan mengetikkan “setup” pada shell Anda !
# setup
Setelah setup complite, jangan Anda reboot komputer Anda dulu ! Sekarang kita akan mount semua partisi yang sudah kita install.
# mount -t ext3 /dev/hda3 /mnt
# mount -t proc proc /mnt/proc
# mount -t sysfs sysfs /mnt/sys
Sekarang kita berpindah ke partisi root Slackware yang telah kita install di /dev/hda3 dan mengaktifkan Volume Group-nya agar terbaca pada saat Slackware aktif
# chroot /mnt
# vgscan –mknodes
Langkah terakhir, silahkan keluar dari partisi root dan unmount semua partisi yang tadi telah kita mounting
# exit
# cd /
# umount /mnt/sys
# umount /mnt/proc
# umount /mnt
Non-aktifkan Volume Group kita
# vgchange -a n xborneo
Dan sekarang barulah Anda reboot dan nikmalitah Slackware 12 yang baru dengan LVM-nya.