Setelah kurang lebih 1 bulan trial dengan Nextcloud akhirnya benar-benar migrasi total kesini. Sebelumnya saya dan rekan-rekan satu tim di kantor selama ini berkolaborasi dengan memanfaatkan layanan google drive khususnya shared drives (team drive).
Sebenarnya dengan shared drives semuanya sudah sangat memenuhi kebutuhan bagi saya dan tim hanya saja, layanan shared drives ini hanya tersedia khusus untuk pengguna google workspace tertentu dan harganya pun boleh dibilang cukup lumayan, karena saya dan rekan-rekan tim lainnya menggunakan aplikasi desktop Google Drive File Stream agar lebih mudah di integrasikan dengan desktop environment windows saat berkerja. Dan karena ada satu dan lain hal akhirnya memaksa tim untuk tidak bisa melanjutkan penggunaan kembali google workspace mereka.
Pilihan satu-satunya tertuju pada layanan self-hosted dari Nextcloud. Community dan open source salah satu kunci utama mereka, dan setelah melakukan research, banyak respond positif terhadap nextcloud dan sangat bisa diandalkan.
Satu hal yang paling saya suka adalah fitur group folder dan custom permission yang memang sangat kita perlukan di dalam kolaborasi tim selain fitur utama lainnya seperti Desktop Apps Sync, Android Apps Sync dan IOS Apps Sync.
Sebenarnya ada satu kekhawatiran lagi saat mempercayakan data penting saya dan tim di server kami sendiri, kekhawatiran akan terjadi bencana yang mengakibatkan saya tidak dapat mengakses data di HD server, karena server kami saat ini hanya memiliki 1 hard disk sebesar 1 TB sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan RAID saat ini.
Untuk itu membuat sinkronisasi/backup secara otomatis dan reguler pada folder-folder tertentu, baik pada user tertentu maupun group folder dan mengirimkannya ke Google Drive saya. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada data kami di server nextcloud, saya masih memiliki data backup (mirror) yang tersimpan di Google Drive.