Siapa yang tidak kenal dengan sosok fenomenal juru kunci gunung merapi yang namanya mencuat sejak tahun 2006 yang lalu. Dialah Mbah Maridjan yang akrab kita temui wajahnya pada salah satu ikon minuman energi. Setelah kabar meninggalnya mbah maridjan saat meletusnya gunung merapi di kabupaten sleman, yogjakarta. Simak berita selengkapnya pada artikel Foto Mbah Maridjan Meninggal Dalam Posisi Sujud.
Sosok kesahajaan juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan seperti membuat mata masyarakat Indonesia terbuka. Betapa tidak, walau hanya memperoleh upah tiap bulan yang dinilai kurang layak tetapi salah satu bintang iklan ini dengan semangat menjalankan tugasnya hingga hawa panas Merapi merengut nyawanya.
Karena itu pula, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang juga pakar Telematika, Roy Suryo mengusulkan agar Mbah Maridjan mendapat gelar pahlawan. Pemerintah terutama, Pemkab Sleman sudah selayaknya mempertimbangkan gelar kepahlawanan padanya.
Setali tiga uang, dengan pernyataan Roy Suryo. Aktivis Mahasiswa Jombang yang menolak penetapan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan. Menyatakan bahwa mereka mengusulkan nama Mbah Maridjan untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Pernyataan sikap tersebut disampaikan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jombang dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Darul Ulum Jombang, saat aksi peringatan Hari Sumpah Pemuda – 28 Oktober.
Mbah Maridjan meninggal dunia akibat terjangan awan panah saat meletusnya gunung merapi pada Selasa 26 Oktober 2010. Selanjutnya jenazahnya mbah maridjan kemudian dimakamkan di pemakaman umum Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan di iringi oleh ratusan warga yang mengantar almarhum ke peristirahatan terakhir pada hari Kamis 28 Oktober 2010.
Tidak semua orang yang setuju dengan wacana yang mencuat perihal pemberian gelar mbah maridjan sebagai pahlawan nasional. Hal ini terkait dengan syarat/ketentuan penetapan untuk menjadi pahlawan nasional tidaklah sederhana dan mudah. Terlebih sikap terakhir mbah maridjan sebagai sosok yang kuat dalam pendirian atas apa yang diyakininya sehingga tetap bergeming meski pemerintah melalui badan vulkanologi telah menetapkan Gunung Merapi dalam status “Awas”.