Saat berlibur ke rumah mbah di kampung yang berada di Kabupaten Tulungaggung, Jawa Timur. Ada makanan yang menurut saya unik dan boleh buat dicoba yaitu kuliner sate Bekicot. Bekicot, yang kita kenal sebagai hewan liar yang hidup di alam, sering kita jumpai dimana-mana yang lebih sering kita jumpai yaitu di daerah persawahan. Apalagi pada saat musim hujan bekicot ini berkaliaran i semua tempat, bahkan sampai kejalan-jalan umum.
Penasaran dengan rasaya, saya pun memberanikan diri untuk mencicipi salah satu kuliner ini. Dan ternyata rasanya lumayan enak dengan dibalut bumbu-bumbu bernuasa pedas itu. Meskipun kelihatan menjijikan, tapi binatang ini memiliki kelebihan keunikan tersendiri.
Dari beberapa artikel yang pernah saya baca sebelumnya. Di Perancis ada masakan yang kondang disebut escargot. Escargot adalah masakan yang berbahan baku daging bekicot. Di Jepang juga seperti itu, bahkan pengolahan bekicot ini begitu sederhana, hanya dengan bumbu jahe, cuka dan pemanis. Tapi, betapa lezatnya daging bekicot itu! Itulah sebabnya di Perancis dan Jepang selalu mengandalkan pasokan daging bekicot. Begitu juga dengan negara-negara lain yang juga mengimpor daging bekicot, seperti Hongkong, Belanda, Taiwan, Yunani, Belgia, Luxemburg, Kanada, Jerman dan Amerika Serikat.
Indonesia sendiri seperti yang saya tahu adalah salah satu negara eksportir bekicot. Berikut ini saya coba mengumpulkan beberapa informasi tentang kandungan gizi yang ada pada Bekicot.
Bekicot mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat untuk manusia seperti Kalsium dan Asam Amino. Creswell dan Kopiang (1981) merinci komposisi kimia bekicot, ternyata dagingnya memang kaya protein. Cangkang bekicot kaya kalsium, dan dalam daging tersebut masih terdapat banyak asam-asam amino.
Sumber data lain menunjukkan banyak kandungan bekicot seperti, protein sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya, lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg, fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta vitamin B komplek terutama vitamin B2.
Selain itu kandungan asam amino daging bekicot cukup menonjol. Dalam 100 gr daging bekicot kering antara lain terdiri atas leusin 4,62 gr, lisin 4,35 gr, arginin 4,88 gr, asam aspartat 5,98 gr, dan asam glutamat 8,16 gr.
Dalam beberapa artike saya menemukan bahwa daging bekicot memang mengandung bakteri salmonella. Namun tidak perlu khawatir jika teknik pengolahannya dilakukan dengan yang benar. Malahan dari temuan di lapangan, di Kediri, mereka yang biasa makan daging bekicot mengaku dapat menyembuhkan gatal-gatal, batuk, kudis dan sebagainya.
Jadi, apakan ada yang mau kuliner bekicot ini ? Karena saya sendiri sudah mencobanya ;))