Smart City atau Cyber City merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia termasuk beberapa kota yang ada di Indonesia. Smart City tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya penetrasi masyarakat akan kebutuhan informasi dan komunikasi yang terus meningkat.
Penerapan smart city memberikan dukungan besar kepada masyarakat dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi salah satunya kemudahan mengakses layanan publik yang disediakan Pemerintah daerah. Salah satu ciri penerapan smart city adalah mudahnya dijumpai hot spot Wi-Fi (wireless fidelity) di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, pusat-pusat perbelanjan, bandara, pelabuhan, terminal bis, dan tempat-tempat wisata. Hal ini akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktifitas secara lebih leluasa dalam satu waktu yang bersamaan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar pada prilaku sebagian besar masyarakat. Sering kali kita jumpai di tengah masyarakat setiap orang dapat berwisata sambil berkirim email, mengerjakaan tugas kantor sembari menikmati kopi di cafe atau pun menjalankan bisnis online sambil mengurus anak dan rumah tangga dirumah. Pendek kata, kita dapat melakukan banyak hal tanpa menggangu perkerjaan dikantor maupun dirumah. Model kerja dinamis seperti ini sedang menjadi tren di tengah masyarakat dimana mobilitas kaum profesional, pebisnis, pendidik termasuk juga para mahasiswa semakin tinggi.
Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa nantinya sebagian besar masyarakat kota akan semakin bergantung pada internet untuk menjalani berbagai aktifitas, kebutuhan masyarakat terhadap suatu pelayanan informasi dan komunikasi digital yang serba cepat, efisien dan efektif sudah tidak dapat dihindari lagi.
Mari kita lihat sekarang ini, dengan semakin berkembangnya media sosial yang ada saat ini, setiap anggota masyarakat dapat saling bertukar informasi secara real time dalam waktu yang bersamaan. Informasi kemacetan yang terjadi di jalan-jalan kota, kebakaran, tindak kejakatan, kecelakaan lalu lintas, dan hal-hal lainnya dapat kita temukan melalui berbagai media sosial masyarakat.
Pola hidup dengan tingkat mobilitas yang tinggi seperti ini tidak sekedar menunjukkan gaya hidup orang modern tetapi sudah menjadi kebutuhan semua orang. Hal ini mirip seperti komunikasi ponsel dimana hampir semua kelas sosial masyarakat menggunakannya. Oleh karena itu, internet akan menjadi jendela dunia bagi masyarakat dalam suatu kawasan atau kota untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi dalam segala hal. Inilah ciri suatu pengembangan kota modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dimana masyarakatnya dapat terlayani secara elektronik dan infrastruktur pendukungnya dapat saling terintegrasi dengan baik.
Tingkat adopsi teknologi informasi, kita ambil contoh pada masyarakat kota Samarinda saat ini, memang masih terbatas pada kalangan tertentu saja sebut saja masih terbatas pada kalangan profesional, pebisnsi, lingkungan pemerintahan/swasta, pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, konsep smart city ini dapat menjadi salah satu cara Pemeritah Daerah untuk mencerdaskan masyarakat agar melek teknologi. Hal ini tentu sejalan dengan program Pemprov Kaltim yang lalu yaitu Kaltim Melek IT 2010. Dengan langkah ini diharapkan semakin banyak pengguna dan masyarakat tidak gagap lagi dengan teknologi informasi khususnya untuk mengakses informasi dan layanan publik berbasis internet.
Satu contoh lain misalkan kita ambil studi kasus pada Kota Samarinda, Kota Samarinda terkenal akan keindahan tepian sungai mahakam, kebun raya dan Islamic Center-nya yang begitu mengah. Pada kawasan ini dapat dilakukan uji coba penggunaan perangkat pendukung internet nirkabel atau hot spot yang free untuk masyarakat. Keberadaan layanan akses internet gratis ini dapat memberikan nilai tambah pada objek-objek wisata kota Samarinda dimata wisatawan domesik maupun asing. Para pebisnis pun dapat memanfaatkan internet gratis di ruang publik sehingga lambat laun objek-objek strategis ini akan menjadi salah satu daerah tujuan bisnis dan objek wisata yang diharapkan bisa semakin terkenal dalam skala nasional maupun internasional.
Dengan semakin tingginya penetrasi masyarakat akan kebutuhan akses internet yang cepat, stabil dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja tentu akan membawa para provider teknologi untuk berinvestasi dan membangun infrastruktur jaringan komunikasi yang lebih baik. Sebut saja teknologi Wi-Max (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang memiliki daya jangkau hingga 50 Km dengan kecepatan transfer bisa mencapai 75 megabyte per detik dimana ribuan orang dapat mengakses internet dalam satu waktu sekaligus. Dengan teknologi Wi-Max ini sinyal internet akan dipancarkan melalui sebuah menara semacam terminal untuk layanan telepon seluler (Base Transceiver Station/BTS). Saat teknologi itu hadir, seluruh kota Samarinda akan menjadi hot spot. Pengguna laptop, tablet, dan smartphone dapat berinternet dari mobil yang melaju di jalan raya, rumah, kantor, kafe, bahkan di tengah sawah di pinggiran kota Samarinda. Inilah salah satu langkah untuk mewujudkan Smart City.
Nah, Peran Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif kepada pelaku atau pengembang kawasan smart city ini baik dalam bentuk finansial maupun non finansial untuk dapat menciptakan atmosfir investasi yang menarik dari para invenstor dalam maupun luar negeri. Konsep smart city sendiri dapat digambarkan sebagai kawasan dengan infrastruktur teknologi informasi yang memadai baik dari sisi konektivitas jaringan terpadu, kapasitas bandwidth, internet broadband nirkabel dan kabel yang mencukupi serta pusat-pusat riset yang dikelola bersama dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Investasi dalam pembangunan dan implementasi Smart City tidaklah mudah, hal ini terkait dengan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta ekosistemnya yang masih sangat mahal terlebih dengan kondisi geografis Kalimantan Timur yang sangat luas dan terpencar. Hal inilah yang menjadi hambatan utama bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menerapkan konsep smart city ini khususnya di Kalimantan Timur.
Saat ini Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur tengah berupaya untuk membangun infrastruktur komunikasi di kawasan terpencil dan daerah perbatasan untuk mewujudkan Kalimantan Timur bebas blankspot (daerah tanpa sinyal telekomunikasi) pada tahun 2014 mendatang.
Read More : Infrastruktur Komunikasi Pondasi Dasar Menuju Kalimantan Timur Cyber Province