Kaltim Green, ya itulah slogan yang teleh dicanangkan oleh Gunernur Kalimantan Timur H. Awang Faroek Ishak didalam setiap pidatonya, beliau selalu menyerukan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai usaha dalam mengurangi dampak pemanasan global (global warming) yang telah menjadi isu global di seluruh dunia. Selain itu sebagai wujud kepedulian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terhadap persoalan lingkungan ini, sebaiknya perlu adanya regulasi atau kebijakan yang dapat meng-edukasi kesadaran masyarakat kaltim terhadap gerakan Kaltim Green tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, isu global atas perubahan drastis iklim dunia ini menjadi tanggung jawab umat manusia secara keseluruhan yang tinggal dan hidup di bumi ini untuk dapat menjaga dan tidak melakukan kembali hal-hal yang dapat merusak ekosistim lingkungan agar dapat berjalan seimbang. Oleh karena itulah, kebijakan-kebijakan baik dari Pemerintah, Institusi Pendidikan, dan lembaga masyarakat hendaknya bersama-sama mengatur dan mendukung kebijakan Kaltim Green, melalui :
1. Perluasan Area bebas rokok
Di Kalimantan Timur sendiri masih sedikit dapat kita jumpai area-area bebas rokok baik pada institusi pemerintahan, lingkungan pendidikan maupun tempat-tempat umum sehingga hal ini dianggap perlu untuk membangun dan memperluas area bebas rokok di Kalimantan Timur. Tentunya, diperlukan pula peraturan yang jelas dan tegas dalam menanggulangi pelanggaran yang ada.
2. Menggalakkan kembali Sepeda Hijau
Sepeda hijau sendiri sebenarnya adalah isitlah bagi sepeda yang dipersiapkan untuk dipinjamkan secara gratis bagi civitas akademika di sebuah perguruan tinggi dalam melakukan perjalanan (jarak dekat). Sepeda hijau pertama kali lahir di lingkungan Universitas Gajah Mada, Yogjakarta. Namun, saat ini penggunaan sepeda hijau banyak mengalami penurunan setiap tahunnya. Mereka masih menganggap sepeda bukanlah pilihan cerdas. Oleh karenya diperlukan keijakan-kebijakan yang jelas untuk menggalakkan kembali sepeda hijau, seperti manajemen pengelolaan sepeda hijau yang baik serta penempatan pada lokasi dengan demand yang besar.
Gerakan sepeda hijau ini sebenarnya dapat kita adopsi dalam kedalam sistem transportasi Kota, agar dapat menurunkan tingkat pencemaran udara akibat polusi kendaraan bermotor. Misalnya memberlakukan hari bebas kendaraan bermotor pada daerah-daerah tertentu selama satu hari dalam satu bulan.
3. Penghijauan
Penghijauan adalah salah satu hal terpenting menurut saya dalam mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim dunia. Hal ini dapat kita dilakukan melalui scope terkecil yaitu lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun di lingkngan Perguruan tinggi , karena kesemuanya itu merupakan miniature kota dalam skala dan magnitude permasalahan yang lebih kecil.
Dengan memberikan contoh proyek penghijauaan pada lingkungan sekitar seperti dengan melakukan pemilihan penanaman pohon yang sangat baik dalam proses penyerapan gas Carbon dioxide (CO2). Salah satunya yang paling tepat adalah penanaman pohon Trembesi (Samanea saman) untuk mendukung gerakan pemerintah Kaltim Green.
Hal ini seperti dilansir dalam penelitian Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pohon Trembesi (Samanea saman) dalam satu batang pohon trembesi dewasa mampu menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) per tahunnya. (kompas, 2010)
4. Kebijakan Penggunaan Motor
Dibeberapa negara kebijakan tersebut adalah penggunaan kembali sepeda motor yang sudah diparkir hanya dapat dilakukan setelah 2 jam sekali. Hal ini dimaksutkan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan mensosialisasikan gerakan sepeda hijau. Selain itu, pembatasan penggunaan jalan bagi kendaraan bermotor juga dapat dilakukan. Upaya ini seharusnya juga didukung dengan penambahan sepeda hijau serta penempatan sepeda hijau yang strategis.
5. Pengolahan Sampah Terpadu
Sampah adalah salah satu dampak buruk dari sebuah Kota. Untuk mengurangi dampat negatif permasalahan sampah tersebut, hendaklah pengolahan sampah berpedoman pada 4R (Reduce, Recycle, Reuse, dan Repair).
Sampah sebenarnya tidak akan menimbulkan banyak permasalahan, sebaliknya akan memberikan potensi ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat apabila mampu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Penerapaan pengolahan sampah terpadu adalah solusinya. Mulai dari reduce dan reuse bagi sampah plastik, recycle bagi sampah-sampah organik untuk dijadikan pupuk atau biogas. Hingga repair bagi sampah-sampah yang bisa dijadikan barang kreatif untuk dijual.
Pengolahan sampah yang baik dan terpadu inilah solusi cerdas dan moderen yang saat ini telah menjadi kebutuhan bagi warga kota besar dalam menghadapi permasalah sampah yang kian hari kian kompleks.
Kebijakan – kebijakan yang mendukung Kaltim Green diatas tentunya hanya akan menjadi isapan jempol dan konsep belaka apabila tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh masyarakat Kalimantan Timur. Untuk itu diperlukan manajemen yang baik yang mampu mengaitkan seluruh elemen sehingga upaya mendukung Kaltim Green dapat bernar-benar dapat terwujud.
Read More : Opini Hijau