Dalam beberapa kasus saat saya membuat virtual machine di provider cloud, virtual machine linux yang saya buat tidak otomatis dilengkapi dengan partisi swap. Swap adalah ruang kosong yang secara khusus dialokasikan dari hard disk untuk menyimpan data yang tidak dapat lagi disimpan di RAM. Biasanya swap ini digunakan saat RAM sudah mulai penuh sehingga beberapa file diantaranya akan disimpan ke dalam swap ini.
Dalam tulisan kali ini saya akan membuat panduan yang pernah saya lakukan sebelumnya saat membuat swap pada ubuntu 20.04 LTS. Hal ini saya lakukan karena virtual machine (VM) yang saya punya sebagian besar berukuran micro dengan spesifikasi 1 CPU dan 1GB RAM, dan dengan kapasitas RAM yang sangat minimalis ini, keberadaan swap tentunya akan cukup membantu.
1. Memeriksa Informasi Swap di Sistem Operasi
Untuk mengetahui apakah didalam sistem operasi kita sudah memiliki swap, jalankan perintah berikut.
$ sudo swapon --show
Jika tidak ada keluaran sama sekali dari perintah diatas, artinya sistem operasi kita memang tidak memiliki swap.
2. Memastikan Ketersediaan Ruang untuk Swap
Sebelum membuat swap file, kita harus memastikan bawah terdapat ruang yang cukup untuk kita alokasikan sebagai ruang swap. Silahkan jalankan perintah.
$ df -h
Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
udev 463M 0 463M 0% /dev
tmpfs 98M 968K 97M 1% /run
/dev/vda1 45G 3.0G 42G 6% /
tmpfs 487M 0 487M 0% /dev/shm
tmpfs 5.0M 0 5.0M 0% /run/lock
tmpfs 487M 0 487M 0% /sys/fs/cgroup
/dev/vda15 105M 5.2M 100M 4% /boot/efi
/dev/loop0 55M 55M 0 100% /snap/core18/1705
/dev/loop1 28M 28M 0 100% /snap/snapd/7264
tmpfs 99M 0 99M 0% /run/user/1001
Pada sistem operasi ubuntu saya, terlihat masih banyak ruang kosong pada directory root ( / ) sehingga saya akan mengalokasikan swap file disini.
3. Membuat Swap File
Kita akan mengalokasikan file bernama swapfile pada direktory root ( / ) dengan ukuran 2GB, besaran ini saya buat 2x dari kapasitas RAM yang saya miliki. Jalankan perintah.
$ sudo fallocate -l 2G /swapfile
4. Mengaktifkan Swap File
Sebelum meangaktifkan Swap File, kita akan mengubah hak akses dari /swapfile tersebut agar hanya root yang dalam melakukan baca tulis (read write) dengan perintah.
$ sudo chmod 600 /swapfile
Kemudian dilanjutkan dengan mengaktifkan Swap File tersebut
$ sudo mkswap /swapfile
$ sudo swapon /swapfile
Untuk memastikan apakah swap file kita sudah aktif, jalankan perintah.
$ sudo swapon --show
NAME TYPE SIZE USED PRIO
/swapfile file 2GB 0B -2
Untuk memeriksa penggunaan swap file, jalankan perintah
$ free -h
Agar perubahan yang sudah kita lakukan dapat dijalankan oleh sistem setelah restart / reboot, kita harus menambahkan konfigurasi swap file pada /etc/fstab.
$ sudo cp /etc/fstab /etc/fstab.bak
$ sudo echo '/swapfile none swap sw 0 0' | sudo tee -a /etc/fstab
5. Tunning Swap File
Menyesuaikan parameter Swappiness. Swappiness mengonfigurasi seberapa sering sistem akan melakukan swap data dari RAM ke ruang swap. Ini adalah nilai antara 0 dan 100 yang mewakili persentase. Pengaturan nilai mendekati 0 artinya kita menginisiasi sistem untuk lebih sedikit menaruh data ke dalam swap, dan sebaliknya nilai mendekati 100 artinya sistem akan lebih banyak menaruh data ke dalam swap.
$ sudo nano /etc/sysctl.conf
Tambahkan baris berikut pada baris paling terakhir.
vm.swappiness=10
Menyesuaikan parameter Cache Pressure. Cache Pressure mengonfigurasi seberapa banyak sistem akan memilih untuk melakukan cache pada inode dan informasi dentry dibandingkan data lainnya.
$ sudo nano /etc/sysctl.conf
Tambahkan baris berikut pada baris paling terakhir.
vm.vfs_cache_pressure=50
So, keep healthy and happy blogging…
1 comment