Rusia meluncurkan sebuah kapal selam serang bertenaga nuklir, Tangga 15 Juni 2010 yang sempat tertunda pembuatannya selama 17 tahun karena kekurangan biaya setelah runtuhnya Uni Soviet.
Presiden Dmitry Medvedev mengatakan, kapal selam yang diberi nama Severodvinsk itu akan menambah kekuatan militer dan potensi angkatan laut (submarine) serta memperkuat posisi Rusia di lautan di dunia.
“Rusia harus memodernisasi angkatan lautnya, kita harus membangun kapal-kapal yang sangat modern,” kata Medvedev pada upacara peluncuran di galangan kapal Sevmash di pelabuhan Laut Putih.
Beberapa pengamat menyatakan Severodvinsk, yang pertama dalam kelasnya, belum sempurna dan masih harus di uji coba. “Dengan menempatkannya di perairan tidak menunjukkan bahwa kapal selam itu telah siap,” kata Konstantin Makiyenko, wakil direktur di Pusat untuk Analisis Strategi dan Teknologi yang bermarkas di Moskow.
“Beberapa pejabat di Sevmash mengatakan kapal selam itu 80 persen telah selesai dan bahwa percobaan akan dimulai musim panas ini,” menurut kantor berita Itar-Tass.
Kantor berita RIA menambahkan Kapal Selam Nuklir Severodvinsk dengan ukuran 119 meter (393 kaki) itu adalah kapal selam kelas Yasen/Graney pertama, dan dirancang untuk membawa rudal jelajah bertenaga nuklir jarak jauh dan persenjataan lain.
RIA dan Itar Tass melaporkan bahwa Severodvinsk diperkirakan akan mulai bertugas pada 2011, dan Makiyenko menyatakan tidak sangat optimistis.
Menurut dia, Kapal Selam Severodvinsk itu masih membutuhkan tiga hingga lima tahun. Ia juga mengatakan tidak jelas apakah Rusia akan memiliki dana untuk menghasilkan beberapa lagi kapal selam dari kelas yang sama, jika Severodvinsk berhasil.
Menurut RIA, Rusia merencanakan untuk membuat sedikitnya enam kapal selam kelas itu. Pekerjaan telah dimulai tahun lalu dalam pembuatan kapal selam kedua dalam rangkaian itu, yang dinamai Kazan.
Pembuatan Kapal Selam Nuklir Severodvinsk dimulai pada 1993, tapi Makiyenko mengatakan pembuatan itu seara efektif telah dibekukan selama sekitar satu dasawarsa karena kekurangan dana.
Pasukan bersenjata Rusia menderita karena sangat kekurangan uang selama lebih dari satu dasawarsa setelah bubarnya Uni Soviet pada 1991. Dana telah ditambah, tapi tetap saja pembiayaan itu menjadi masalah.
Bulan ini, petinggi militer menyampaikan rencana sementara yang akan menghabiskan 13 triliun rubel (446,6 miliar dolar) dalam program persenjataan 10 tahun yang akan menyebabkan beberapa bagian militer dengan persenjataan yang sudah ketinggalan zaman.
Medvedev pada Februari lalu menegaskan bahwa sangat penting bagi Rusia untuk membuat senjata-senjata baru bermutu tinggi ketimbang menambal-sulam senjata-senjata yang sudah tua.
sumber : metrotvnews.com
Hebat yaw… Rusia kapan Indonesia dapat mencontoh…..